Sumber gambar : Google.com
Oleh Kang Bari
Girimulya 30 Juli 2018
Hujan rintik-rintik mngguyur
daerah Padang Jaya, usai sholat Maghrib di Masjid Al Barokah beberapa jamaah
meninggalkan ruangan masjid menembus keremangan malam dengan memakai payung.
Ledakan hebat disertai semburan api dari sebuah mobil minibus tiba-tiba menggemparkan warga yang tinggal di
sekitar komplek masjid. Suara teriakan minta tolong dari arah kejadian membuat
warga segera berhamburan menuju sumber kejadian.
Tidak ketinggalan jamaah yang masih berada dalam masjid berhamburan
keluar dan yang sudah di luar pun segera menuju tempat kejadian. Api begitu
cepat membesar sehingga seluruh mobil itu dikepung oleh si jago merah. Tak
luput salah satu penumpang mobil itu berlarian kesana-kemari dengan pakaian
yang sudah tersulut oleh api. Dengan teriakan histeris korban kebakaran ini
meminta tolong sambil berusaha melepas pakaian yang melekat di tubuhnya. Namun,
api yang membalut tubuhnya membuat semua orang menjauhinya.
Tiba-tiba seorang warga berteriak
“Ambil handuk basah”.
“Yang dekat rumah sini ambil
handuk”, teriak warga yang lainya.
Maka beberapa warga berhamburan
menuju rumahnya. Tidak lama kemudian beberapa warga yang tinggal tidak jauh
dari tempat itu dengan tergopoh-gopoh menyerahkan handuk kepada seorang
laki-laki yang berdiri tidak jauh dari korban. Dengan segera handuk itu
ditutupkan ketubuh korban tersebut. Setelah beberapa ebar handuk basah menutup
badan korban barulah api yang membakar pakaianya padam.
Penumpang yang menjadi korban
kebakaran itu pingsan, sekujur tubuhnya luka bakar. Hampir 70 % hangus bahkan
sebagian sudah mengelupas.
Sebagian besar warga datang dengan membawa ember yang berisi
air untuk memadamkan api tersebut. Tetapi api yang membakar mobil itu tak
kunjung padam, kemudian warga memilih mundur menjauh dari kobaran api. Beberapa
kali terdengar ledakan dari dalam mobil yang terbakar, bahkan menyemburkan lidah
api yang cukup tinggi.
Melihat besarnya api akhirnya
warga hanya bisa menyaksikan dari kejauhan. Sementara salah satu korban
kebakaran itu di bawa ke rumah sakit dengan menggunakan kendaraan milik salah satu warga terdekat.
Beberapa warga ikut mengantarkan dan didampingi ketua RT setempat. Identitas korban
belum diketahui karena dalam kondisi pingsan.
Ditengah kepanikan warga
menyaksikan kebakaran dan mengurus salah korba itu tiba-tiba di tempat yang
gelap ditemukan seseorang laki-laki yang pingsan.
“Ini ada yang pingsan, mungkin
penumpang mobil ini juga”, teriak beberapa warga.
Segera berhamburan warga menuju
tempat itu, kemudian dengan menggunakan penerangan senter dapat dikenali wajah
orang tersebut. Pria tersebut kemudian digotong ke rumah warga.
Setelah diberikan pertolongan
secukupnya akhirnya lelaki usia kurang lebih 20 tahun ini pun siuman. Dengan
wajah kosong dan sedikit ketakutan, pemuda ini mulai melihat kanan dan kiri.
Kemudian sejenak ia seperti mengingat-ingat sesuatu, lalu menutup matanya lagi.
Beberapa warga terus mengoleskan minyak angin di beberapa bagian tubuhnya untuk
merangsang agar segera korban sadarkan diri.
Api yang membakar mobil sudah
padam meskipun bangkai mobil masih terlihat mengepulkan asap karena disiram air
, tetapi warga juga belum berani mendekatl. Sebagian mereka juga sudah mulai
meninggalkan tempat kejadian. Lalu lintas kendaraan mulai lancar kembali
setelah kurang lebih satu jam macet karena posisi mobil berada di badan jalan
raya. Polisi lalu lintas yang tiba lima belas menit yang lalu menertibkan
kendaran yang melintasi tempat kejadian itu. Sebagian yang lain memasang garis
polisi disekitar bangkai mobil yang sudah mengitam akibat dilalap si jago
merah.
Warga masih bertanya-tanya
kronologis terjadnyai kebakaran itu, karena satu-satunya saksi yang bisa
dimintai keterangan masih belum pulih kesadaranya. Kondisinya masih sangat
lemah dan belum sepenuhnya saddarkan diri. Dari bangkai mobil yang ada bisa
dipastikan tidak ada penumpang lain kecuali dua orang tersebut.
Dalam bangkai mobil hanya ada beberapa tabung gas elpiji ukuran 3 kg dan satu tabung gas oksigen untuk
las ukuran besar. Semua dalam kondisi terbakar, bodi dan mesin mobil rusak
berat. Bahan yang terbuat dari karet, plastik atau kayu habis tidak tersisa sama
sekali.
Dua jam setelah peristiwa itu
salah seorang penumpang itu sudah sadar dan kondisinya tidak terkena sambaran
api sama sekali. Duduk dikursi ruang tamu salah satu rumah warga tadi pemuda
itu memberikan keterangan sekitar kejadian sebelum terjadi musibah itu. Polisi
mencatat seluruh keterangan yang ia berikan.
Dengan sesekali menitikkan air
mata lelaki itu menceritkan,”Kami berdua dalam mobil itu, saya sendiri adalah
sopirnya. Mobil membawa tabung gas elpiji 10 tabung dan 1 tabung oksigen untuk
las, karena memang kami punya usaha bengkel las”, tuturnya memulai.
Kemudian dia mengambl air kemasan
dalam gelas dan meminumnya. “Kami berangkat dari Argamakmur tidak ada yang
mencurigakan. Sesampainya di sini kami mencium bau gas yang agak menyengat, kemudian
saya minta teman itu mengecek ke belakang”, sampai sini pemuda itu
suaranya tertahan tidak sanggup lagi melanjutkan kata-katanya.
Suasana ruangan jadi hening tak seorang pun yang berbicra. Hanya isak tangis
pemuda itu yang terdengar.
Seorang polisi yang duduk dekat
pemuda itu kemudian mengelus kepalanya dan menepuk-nepuk bahunya. Dia
memberikan motivasi terhadap lelaki usia 20 tahun itu, seraya memeluknya
erat-erat. “Mas harus kuat menghadapi cobaan ini, yakinlah Allah mengujimu
pasti Allah tahu kalau Mas sanggup,” demikian ucapan itu meluncur dari lisan
polisi laksana nasehat seorang ustaz.
“Iya Pak, insya Alloh saya tabah,”
jawabnya.
Setelah menyeka air mata yang
mengalir di pipinya pemuda itu melanjutkan cerita “Ketika teman saya
kebelakang, dia sambil menyulut rokok yang sudah ada di mulutnya. Tiba-tiba api
membesar menyambar semua yang ada dalam mobil.” Kemudian pemuda itu menangis
tersdeu-sedu lagi dan tidak sanggup melanjutkan ceritanya.
Kemudian pemuda itu di beri
perawatan supaya tenang. Warga beransur-angsur meninggalkan rumah itu, sehingga
tinggal pak RT dan beberapa orang polisi yang menunggu pemuda itu.
Selesai
Ahli hisab nih
BalasHapus