canva.com
DI TUBUH WAKTU, DALAM SUDUT KOTA
Di tubuh waktu
diantara detik-detik bernapas detak
Seorang pengembara menyicil kehidupan
menyempitkan ruang-ruang dusta
demi satu tempat singgah.
Di jantung Ibukota
beberapa seniman menyanyikan tembang kematian
pada lampu-lampu jalan
pada tungkai-tungkai berangsur pulang.
Sudut kota hanya plastik
membungkus daging paling merah
menimbun tulang-tulang patah.
Bogor, Agustus 2018
AKU ENGGAN MENGHAPUS JEJAK
Aku enggan menghapus jejak
yang kau tinggalkan di ruang pertemuan
Sebab pena lebih dulu bergerak
mencatat segala yang terserak
ditengah kebisuan
ditanduk perpisahan.
Malam tak bosan ditemani kesunyian,
kesunyian selalu tabah menemani malam
Dan keduanya diam-diam menatap rembulan.
Perpisahan yang pamit tidak selalu menitip
segala kabar tentang kisah paling luka
Perjumpaan yang datang tidak melulu mengirim
segala kabar tentang ribuan cita.
Penghujung halaman menepuk gamang.
Waktu adalah lembar paling utuh
yang menjaga jejak kenangan.
Bogor, Agustus 2018
TIADA SATU PUN
Tiada satu detik pun meminta
agar membungkus namamu dalam ingatan
Aku enggan berhenti
dalam perjalanan ini
Jutaan petang selalu meminta pulang
Dan persimpangan menawarkan segala
titik jumpa
Aku masih menolak malam
Rindu ini akan selalu senja untukmu.
Bogor,
Agustus 2018
N.A. Fadli
Wiih kapad is back
BalasHapus